Tuesday, October 1, 2013

Versi Teks Naruto Chapter 629 Lubang Angin


 



Sebelumnya : Naruto Chapter 628

Badai melanda medan pertempuran. Apa yang Juubi
lakukan telah menciptakan bencana yang luar biasa.
Petir menyambar-nyambar, dan ledakkan yang tercipta
tak ubahnya seperti ledakan bom atom. Gunung-
gunung, buki-bukit, hancur menjadi serpihan kerikil.
"Aku yakin ini sudah cukup untuk membersihkan
mereka." ucap Madara yang berlindung di balik
Susano'onya. Namun ketika suasana kembali normal,
Madara kaget. Meski tampak kesakitan, para shinobi
masih bisa bertahan. Chakra yang Naruto berikan tetap
melindungi mereka.
"Naruto... melindungi kita lagi..." ucap Chouji dalam
hati. Kemudian dari yang rebah akibat serangan tadi,
para shnobi kembali berdiri. "Naruto-kun..." Hinata
khawatir

Kening Naruto berdarah, lengan pakaiannya sudah tak
utuh lagi akibat menahan serangan, dan ia mulai
kehabisan nafas. Tapi, Naruto tetap bersemangat,
"Seranganmu tak mempan!!" ucapnya sambil menatap
tajam ke arah Madara.
Bersama dengan Naruto, tampak semangat dari bijuu-
bijuu yang ada. Dan dalam dirinya, tampak tekad dari
sang legenda, Rikudo Sennin. Dengan itu semua,
Naruto tak takut untuk menghadapi Madara yang
berada di depannya, berdiri di atas monster terkuat,
Juubi.
"Groooarrr!!!!" Juubi berteriak dan mencakupkan
tangannya. Dan perlahan, tubuh kurusnya menjadi
berisi, semakin bersisi. Otot-ototnya membesar,
tampak kalau Juubi akan kembali berevolusi, menuju
wujudnya yang semakin sempurna.
"Uukhhh..." ternyata semangat dan tekad saja tak
cukup. Naruto tampak sudah tak tahan lagi dan
kemudian terjatuh. Dan bersamaan dengan itu, chakra-
chakra yang menyelimuti para shinobi menghilang.
"Chakranya...
menghilang..." ucap salah satu shinobi.
"Memang hanya sampai sejauh inilah yang bisa kau
lakukan." ucap Madara. "Aku sudah menemukan hal
lain yang lebih menarik. Jadi, aku akan segera
mengakhirimu."
Saaattt!!! Para shinobi tak membiarkan Madara
menyerang. Mereka bersama-sama membentuk suatu
barisan, berdiri di depan Naruto, melindunginya. Kini
adalah giliran mereka, giliran mereka untuk melindungi
Naruto. "Semuanya!! Ayo gabungkan kekuatan kita!!"
ucap Hinata.
"Naruto, aku akan menyembuhkanmu." Sakura berada
di belakang Naruto dan hendak menyembuhkannya.
"Kalian semua..." Naruto senang bisa punya teman-
teman seperti mereka.


Sementara itu, Kakashi dan Obito telah sampai di
dimensi lain. Obito terjatuh, sementara Kakashi mampu
mendarat dengan baik dan langsung menyerang
dengan Raikiri. Namun sesaat sebelum serangan
Kakashi mengenai wajah Obito, Kakashi malah
berhenti.
"Heh... masih tidak tega ya." ucap Obito. "Sejauh ini,
kau punya banyak peluang untuk menghabisiku. Tapi...
aku terkejut kau menunjukkan rasa belas kasihan
terhadap musuh di hadapanmu." lanjutnya. Seingat
Obito, Kakashi adalah orang kejam yang bahkan tega
membunuh Rin, rekannya sendiri.
Kakashi terdiam.
"Ada apa? Apa kau merasa bersalah?" ucap Obito lagi.
"Bersalah karena tak mampu menepati janjimu... apa
kau ingin mengubahku?"

"Obito... ayo kita sudahi ini." ucap Kakashi. "Mimpimu
adalah untuk menjadi hokage, dan mimpi Naruto juga
seperti itu. Naruto mengatakan hal yang sama dengan
apa yang kau katakan di masa lalu."
Kakashi masih berharap kalau Obito bisa kembali.
"Secara tak sadar, kau melengkapi Naruto dan dirimu
sendiri. Kau mencoba untuk mendengarkan Naruto
seolah itu adalah dirimu sendiri. Apa kau yakin kalau
dirimu di masa lalu tak akan menyesali apa yang kau
lakukan sekarang? Aku yakin kau bisa mengerti
perasaan Naruto. Kau masih bisa kembali, untuk
menjadi seperti dirimu di masa lalu..."
"Hahaha." Obito malah tertawa.
"Justru karena aku mengeri perasaan Naruto lah, maka
aku ingin mendengar semua yang dia pikirkan dan
kemudian membantahnya!!"
"Obito..."
"Dan akan kukatakan satu hal padamu. Adalah hal
bodoh kalau kau merasa bersalah padaku. Kalau kau
berpikir aku memulai perang ini hanya karena kau dan
Rin, kau salah!!"

Obito bangun, sengaja menancapkan Raikiri Kakashi ke
dirinya sendiri. "Aku tahu semuanya." ucap Obito,
dengan tubuh yang kini telah ditusuk oleh Kakashi.
Dan perasaan itu, kakashi mengingatnya... Perasaan
seperti saat tangannya menembus tubuh Rin dulu...
"Aku juga tahu kalau Rin memilih sendiri untuk mati...
dengan tertusuk oleh Raikirimu. Saat itu, Rin telah
diculik oleh Kirigakure dan dijadikan sebagai jinchuriki
Sanbi. Kau berhasil menyelamatkannya, tapi itu juga
merupakan rencana Kirigakure. Mereka bahkan
berpura-pura untuk mengejarmu agar kalian segera lari
menuju desa. Mereka memang ingin agar Rin ke desa,
dan kemudian melepaskan Sanbi di sana. Jadi, desa
akan diserang. Rin mengetahui hal itu, jadi saat kau
hendak menyerang musuh dengan Raikirimu, dengan
cepat ia bergerak menuju seranganmu. Dia
memutuskan untuk mati di tangan orang yang
dicintainya. Demi melindungi desa."

"!!" Kakashi teringat akan saat-saat itu. Saat dalam
pelariannya, bersama dengan Rin, perempuan itu
sudah meminta padanya. "Kakashi, bunuh aku!!
Mereka hanya ingin memaanfaatku, mungkin aku akan
menyerang desa!!"
"Tapi aku sudah berjanji pada Obito kalau aku akan
melindungimu. Tak mungkin aku melakukan hal itu.
Pasti masih ada jalan lain..." ucap Kakashi. saat itu
"Huh, tapi apapun itu, tetap saja kau tak bisa
melindungi Rin." ucap Obito. "Di dalam pikiranku, Rin
belum mati, jadi yang mati itu hanyalah palsu. Rin
hanya akan menjadi Rin kalau dia masih hidup. Sistem
yang menciptakan semua ini... desa... shinobi... inilah
yang membuatku kehilangan harapan. Dunia ini...
dunia yang palsu ini..."

"Naruto mengatakan kalau... tak memiliki teman di
hatimu adalah hal yang paling menyakitkan." Kakashi
menarik tangannya. "Aku memberi tahunya kata-
katamu. Kau sama seperti Naruto. Dan kupikir kau
masih..."

"Lihat!!" Obito menunjukkan bekas serangan Kakashi
tadi. Serangan Kakashi meninggalkan lubang besar di
dadanya. Dan secara mengejutkan, tak ada apapun di
sana. kosong. "Tak ada apapun di dalam hatiku!! Tapi,
aku tak merasakan rasa sakit sama sekali!! Kau tak
perlu merasa bersalah, Kakashi!!! Lubang ini tercipta
oleh neraka dunia ini!!"

Bersambung ke Naruto Chapter 630

0 comments:

Post a Comment

NARUSAKU © 2008 Template by:
SkinCorner