Sebelumnya : Naruto Chapter 601
Dengan setengah tubuh yang bisa dibilang telah hancur, Obito kecil terbaring, terbangun dan kemudian melihat sesosok lelaki tua renta bermata sharingan di depannya.
"Matamu ... Mungkinkah kau ... Anggota Uchiha juga?" Obito bertanya.
"Siapa yang tahu" Jawab lelaki tua itu seadanya.
"Hmmm ..." Obito berpikir, "Apa mungkin dia menyelamatkanku? Eh, tunggu sebentar ..."
==Alur Cerita Naruto Chapter 602==
"Kau bilang ini adalah tempat di antara Dunia dan Dunia selanjutnya kan? Dimana ini sebenarnya? Tempat ini gelap, aku tak bisa melihat semuanya dengan jelas" Ucap Obito.
"Dan ngomong-ngomong, kakek tua, siapa kau sebenarnya?
Heh, apa jangan-jangan kau Dewa kematian ya?
Yang bertugas membawaku ke Surga atau Neraka? Haha" Niat awal Obito hanya bergurau. Namun tiba-tiba, saat ia melihat ke arah tongkat yang dibawa oleh lelaki tua itu, ternyata ujungnya adalah sabit.
"Ah tidak!!!!!" Obito berteriak histeris, "Aku belum mau mati!!!!!! Aku melihat sabit, jadi kau Dewa Kematian sungguhan ya!!! ?"
"Kau pasti Dewa Kematian yang bertugas mencabut nyawa klan Uchiha!!??
Motoku adalah untuk menolong orang tua, memang benar aku juga sering melakukan hal-hal buruk dan beberapa kali melangar peraturan, tapi aku mohon, jangan bawa aku ke Neraka!!!
Ouchhh!!!!" Obito kesakitan.
"Kau merasakan sakit, karena kau masih hidup" Ucap lelaki tua itu.
"Eh?"
"Suatu keajaiban bahwa kau masih bisa hidup ..." Ucap lelaki tua itu.
"Aku tak tahu kenapa batu itu tak menghancurkan tubuhmu, seolah tubuhmu menyelinap dari batu itu"
"Dimana ... Jadi dimana aku sebenarnya?"
"kau sedang berada di dalam Ruang bawah tanahku, setelah reruntuhan batu itu ...
Tapi sayang sekali, setengah tubuhmu hancur, jadi aku mengobatinya"
Benar, lelaki tua itulah yang menolong dan memperban sekujur tubuh Obito.
"Terimakasih" Ucap Obito.
"Masih terlalu dini untuk mengucapkan terimakasih padaku ...
Karena, kau harus membayar hutangmu ini. Dan, kau bilang motomu adalah menolong orang tua kan?"
"Ah, iya, iya, kau benar, tapi ...
Apa yang kau mau dariku?"
"Hmm ..." Lelaki tua itu terdiam.
"Apa kau mau aku merawatmu?"
"Bukan, bukan begitu ..."
"Maaf, tapi aku tak bisa berlama-lama disini, aku masih hidup jadi aku harus segera kembali ke Konoha. Perang masih berlanjut dan aku telah bisa membangkitkan sharingan. Sekarang, aku akan mampu melindungi teman-temanku" Ucap Obito saat itu.
"Hmm, melindungi temanmu ..."
"Ada apa?"
"Dengan tubuhmu yang sekarang ...
Kau tak akan bisa kembali menjadi shinobi" Ucap lelaki itu.
"Lihatlah pada kenyataanya ...
Dunia ini dipenuhi oleh hal yang tak sesuai dengan harapan ...
Semakin lama kau hidup ...
Semakin kau akan menyadari kalau kenyataan hanya menciptakan penderitaan, rasa sakit, kekosongan ..."
"Apa-apaan lelaki tua ini" Gerutu Obito dalam hati.
"Dengarlah ...
Di Dunia ini ...
Dimana ada cahaya, maka disana juga akan ada bayangan ...
Selama ada konsep kemenangan, akan ada juga kekalahan ...
Keinginan egois untuk memperoleh perdamaian malah akan menciptakan perang ...
Dan kebencian terlahir untuk melindungi kasih sayang ...
Itu semua adalah hubungan yang tak bisa dihindari"
"Yah yah, dia begitu fokus, sepertinya ini akan lama" Pikir Obito.
"Jadi, dimana aku sekarang?" Obito kembali bertanya, tapi lelaki itu terus saja berceramah ...
"Ada oang-orang yang selamat karena kau terluka ...
Benar kan?"
"!!!?" Makin lama Obito tampak kesal dengan cerita ini.
"Apa-apaan kau ini sebenarnya hah!!? Aku tak mau tinggal disini lagi, aku ingin, ukhh ..." Obito ingin pergi namun tubuhnya masih cedera berat.
"Kalau kau memang ingin pergi, lakukan saja ...
Tapi, tentunya jika kau bisa bergerak" Ucap lelaki tua itu.
"Tunggu ...
Ini aneh" Pikir Obito, "Kenapa ada lelaki tua dengan sharingan sendirian disini?"
"Kalau dipikir-pikir ... Aku tahu semua orang tua yang ada di Desa, tapi aku belum pernah melihat lelaki ini sebelumnya. Ini berarti, sekarang dia bukanlah shinobi Konoha, dengan kata lain ..."
"Orang tua, apa kau shinobi pelarian? Siapa kau sebenarnya?" Obito bertanya, ke lelaki tua yang ternyata bagian belakang tubuhnya tersambung pipa-pipa bagaikan kabel itu.
"Aku ..." Lelaki tua itu duduk di tempat duduknya, "Aku adalah hantu seorang Uchiha ... Uchiha Madara" Tak salah lagi, lelaki tua itu adalah Uchiha Madara
"Ma-Madara ..." Sejenak Obito kaget, "Madara ... Apa yang kau maksud adalah leluhur kami, Uchiha Madara!? Mustahil! Uchiha Madara harusnya sudah mati sekarang!!!"
"Jadi bagimu, lebih masuk akal kalau aku adalah Dewa kematian? Tapi sebenarnya, kau bisa menganggapku sebagai Dewa Kematian, karena kenyataan ini adalah ... Neraka" Ucap Madara.
"Aku selamat dari kematian, dan kalau aku tidak terus menyerap chakra dari Mazou itu, sekarang juga pasti aku akan mati" Ternyata Pipa-Pipa yang terhubung ke punggung Madara itu adalah untuk menyalurkan chakra.
"Aku, aku akan pulang ...
Hah, hah ..." Obito menjatuhkan diri dari kasur dan berontak, berusaha sekuat tenaga untuk pergi, meski itu dengan cara merangkak.
"Menyerah saja, tak ada jalan keluar disini" Ucap Madara.
"Dan ngomong-ngomong, aku ataupun kau tak akan mampu keluar dari tempat ini, dengan tubuh kita yang sekarang"
"Ukhh ..."
"kalau kau terus bergerak, tubuh Hashirama buatan yang aku pasang padamu akan rusak ...
Apa kau mau mati?"
"Ada hal-hal yang aku ingin kau lakukan untukku ...
Setelah semua itu, aku akan menyelamatkanmu"
"Apa yang aku inginkan!!? Apa yang lelaki tua sepertimu mau dari bocah sepertiku!!?"
"Aku ingin merubah nasib dunia ini" Ucap Madara.
"Dunia kemenangan, Dunia Perdamaian, Dunia Kasih Sayang, aku akan membuat Dunia yang hanya ada hal itu"
"Aku tak peduli, aku hanya ingin kembali pada yang lainnya"
"Seperti yang sudah aku katakan, disini hal-hal tak sesuai dengan harapanmu ...
Suatu hari nanti, kau akan menyadarinya. Kau boleh mati kalau kau mau. Tapi, aku akan mengambil sharinganmu ..."
"kenapa kau menginginkan sharinganku!? Kau sudah punya kan!?"
"Tidak, Aku meninggalkan sharingan asliku pada orang lain ...
Yang ini hanyalah sharingan yang aku dapat setelahnya ...
Dan lagi, aku masih belum mendapat mata kanan. Seseorang butuh kedua mata untuk membangkitkan potensi tertingginya" Mada menyibak rambut yang menutupi mata kanannya. Dan tampak kalau ia memang tidak memiliki mata kanan.
"Kalau begitu ...
Itu berarti bersama dengan Kakashi, aku akan menjadi lebih kuat!! Kami berdua pada akhirnya akan mampu melindungi Rin!!! Aku tak boleh membuang-buang waktu disini ... Tunggu aku, Kakashi, Rin, aku masih hidup!!!" Ucap Obito dalam hati.
Bersambung ke Naruto Chapter 603
0 comments:
Post a Comment